Sungguh tidak mudah tinggal di kota besar yang kacau, semrawut, dan tidak manusiawi. Kota dimana kita harus berebut udara yang pliket dan bau minyak tanah. Uang, harta, dan kekuasaan dijadikan tuhan, juga sebaliknya, Tuhan dijadikan harta dan kekuasaan. Kriminalitas adalah arisan. Kota penuh dengan mata-mata nanar yang tak bisa dibedakan, apakah pembunuh berdarah dingin atau orang-orang saleh. Di kota ini, rasa malu dan gotong royong adalah nilai purbakala. Tidak ada lagi kesantunan dan kebesaran hati terlihat di kota yang menjulang ini.

Tidak mudah menyuarakan hati nurani di kota ini. Mereka selalu terpojok di sudut-sudut kota, terdiam dalam hati. Tapi saya yakin masih banyak yang mempunyai hati nurani. Sebelum jiwa saya terganggu karena menjadi penduduk kota ini, saya menulis jurnal ini. Jurnal ini bukan mengenai benar atau salah. Bukan tentang uang atau kuasa. Ini adalah sekedar catatan, dimana seorang warga kota berusaha tetap waras. Ini adalah catatan yang terpojok di pinggiran kota. Anda boleh berbeda pendapat dengan saya, saya berterima kasih. Mari kita syukuri perbedaan di antara kita.

Monday, February 28, 2011

Kryptonite

Ini bukan cerita saya. Saya hanya menceritakan kembali. Sebaiknya tidak perlu dianggap fakta. Lebih baik dianggap fiksi yang dekat dengan realitas saja.

Di kota Surabaya lahir dan tumbuh seorang wanita bernama Rani. Sejak kecil hingga dewasa, Rani terlihat menunjukkan kecerdasannya. Hasil tes memang menunjukkan IQ-nya diatas rata-rata. Selain cerdas, ternyata dia tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik rupawan. Di setiap sekolah negeri favorit tempat dia bersekolah, dia selalu menjadi bunga yang merekah indah.

Ketika lulus SMU, Rani memutuskan untuk belajar Informatika di perguruan tinggi di Bandung. Dia menolak anjuran ayahnya mendaftar ke fakultas kedokteran di Surabaya. Ayahnya ingin Rani jadi dokter. Tapi begitulah Rani, keras kepala. Rani cerdas, pintar, dan ambisius, selalu mengejar segala yang dia inginkan sampai dapat. Dan benar saja, ketika lulus, Rani diterima bekerja di perusahaan besar dengan posisi bagus dan gaji cukup besar. Cantik, cerdas, mandiri, tegas, ambisius, apa lagi yang kurang? Rani adalah sejenis superwoman, menurut saya.

Rani pindah dari Bandung ke Jakarta setelah diterima bekerja. Masa depan karirnya bisa luas tak terbatas. Dia tinggal sendirian di Jakarta. Sampai dia mengenal Adi.

Adi adalah pria dari keluarga berada yang berwajah mirip bintang TV Ari Wibowo. Setelah mengenal Adi, dunia Rani berbunga-bunga. Dia jatuh cinta dengan Adi. Akhirnya mereka berpacaran. Sejak itu Rani dimabuk cinta, tak merasa sendirian lagi di Jakarta.

Adi sendiri tidak beruntung dalam dunia akademis. Dia akhirnya drop out dari universitas mahal di daerah Jakarta Barat. Dia mencoba main-main jual beli accessories mobil dan otomotif, selain itu masih mendapat uang saku yang cukup besar dari orang tuanya. Rani tidak menganggap ini menjadi masalah. Itu bukan hambatan cintanya untuk Adi.

Tahun pertama mereka berpacaran, sifat Adi yang sesungguhnya mulai terbuka. Adi ternyata pemarah. Beberapa kali Rani menjadi korban kemarahan. Beberapa kali pula Adi menunjukkan kemarahan yang akut. Itu pertama kalinya seumur hidup Rani mendapat kata-kata makian. Mungkin cintanya begitu tulus, Rani tidak bisa membalas. Dia hanya menangis. Bahkan dia menganggap bahwa semua itu kesalahannya sendiri.

Menjelang tahun ketiga, mereka menikah. Mereka tinggal di rumah orang tua Adi, karena orang tua Adi membujuknya. Tapi Adi sekarang malu sering-sering meminta uang saku dari mamanya. Karena bisnisnya yang mirip main-main tidak selalu menghasilkan, akhirnya mayoritas biaya rumah tangga dibiayai oleh gaji Rani. Hampir setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak.

Meskipun sudah dikaruniai seorang anak, ternyata Adi belum berubah banyak, masih pemarah. Frekuensinya bahkan semakin sering. Pernah Rani menghabiskan waktu hampir seharian menangis di kantor dengan mata biru sebelah. Semalam Adi marah besar ke Rani, dan memukul wajah Rani. Pagi itu, Adi memang minta maaf ke Rani, tapi sebulan kemudian pemukulan di wajah itu terulang. Setelah itu, beberapa kali Rani menjadi korban pemukulan Adi ketika marah-marah.

Rani makin sering menangis di kantor. Konsentrasi dalam pekerjaannya sering buyar. Dia menolak peluang beasiswa ikatan dinas di kantor pusatnya di Amerika Serikat. Sebelumnya, Adi marah-marah akan niat Rani mencoba sekolah lagi di luar negeri dengan biaya kantor, menuduh Rani berniat melarikan diri dari tanggung jawab membesarkan anaknya. Keadaan di rumah semakin parah buat Rani. Mertuanya juga menuduh Rani terlalu sibuk bekerja sampai lupa mengurus suami dan anaknya.

Rani merasa hidupnya bagaikan dalam neraka. Dia selalu tertekan tiap hari. selalu was-was, tidak tenang, bahkan ketika tidur di sebelah suaminya. Tapi dia tetap bersyukur telah diberkahi seorang anak laki-laki yang lucu dan sehat. Semua ini hanya cobaan yang harus dilewati dan akan segera berlalu. Dia juga terus berdoa agar suatu saat Adi berubah menjadi orang yang penyayang dan penyabar. Suatu saat Adi akan tahu betapa dalam cintanya terhadap Adi, begitu pikir Rani.

Anda penasaran akan nasib Rani selanjutnya? Sama, saya juga. Ceritanya memang belum selesai. Mungkin nanti cerita tentang superwoman kita ini akan saya teruskan.

Dalam cerita komik, Superman adalah manusia paling hebat sejagad raya. Punya kekuatan luar biasa, kebal senjata, bisa terbang, memiliki penglihatan menembus tembok dan pendengaran jarak jauh, bahkan bisa menembakkan sinar laser dari matanya dan membuat gunung es dari tiupan nafasnya. Akan tetapi Superman pun punya kelemahan. Dia tidak berdaya ketika berhadapan dengan sebongkah batu yang bernama Kryptonite. Agak aneh, kristal permata yang harusnya memancarkan cahaya kehijauan yang indah itu bisa menimbulkan maut bagi manusia super setengah dewa, Superman.

Kadang manusia super memiliki kelemahan yang tidak kita sangka-sangka. Superman memiliki Kryptonite. Bagi Rani, superwoman kita, Kryptonite-nya adalah Adi. Segala kekuatan super Rani bisa luruh di depan Adi, tak berdaya.

***

Ferdinand Marcos awalnya adalah pahlawan rakyat kecil Filipina. Rakyat Filipina mengagumi Marcos muda. Setelah menikahi penyanyi desa ambisius bernama Imelda, Marcos akhirnya menjadi presiden Filipina dan kemudian menjadi tiran tangan besi yang mengumpulkan harta kekayaan negara untuk pribadi. Marcos bahkan menyuruh orang untuk menembak mati Ninoy Aquino, lawan politiknya yang populer. Aquino sebelumnya pernah menolak cinta Imelda, yang sekarang menjadi istri Marcos. Ferdinand Marcos telah menemukan kryptonite-nya, Imelda.

Yudhistira, kakak tertua dari Pandawa adalah tokoh paling jujur, paling baik, paling setia, paling penyayang, dan paling sabar dalam dunia pewayangan. Tidak ada orang yang bisa membencinya. Konon bila dia naik kereta kuda, kereta kuda tersebut mengapung di udara, tidak menyentuh tanah, karena Yudhistira tidak pernah berbohong sebelumnya seumur hidup. Tapi Yudhistira ternyata juga punya kelemahan: berjudi. Ketika berjudi, dia gelap mata. Kerajaan, kehormatan, bahkan istri tercintanya sendiri pun dipertaruhkan dalam meja judi. Kryptonite ala Yudhistira.

Mungkin kita sedih, superman dan superwoman kesayangan kita bisa jatuh hanya karena hal-hal yang sebenarnya buat kita remeh. Kita bisa berharap mereka bisa bangkit lagi dan menyingkirkan Kryptonite mereka selamanya. Ada yang ingin membantu mereka untuk bisa terbang lagi. Tapi ada juga sebagian dari kita yang memilih untuk menonton saja, berharap happy ending akan muncul dengan sendirinya.

Saya? Saya hanya menulis blog.

No comments:

Post a Comment